Minggu, 18 Januari 2015

Olah Raga Paramotor



Paramotor adalah nama generik untuk bagian pendorong dari paraglider bertenaga ( " PPG " ) . Ini terdiri dari bingkai yang menggabungkan motor , baling-baling , harness ( dengan kursi terpadu ) dan kandang . Ini menyediakan dua titik lampiran untuk bangun dari sayap paraglider yang memungkinkan untuk terbang bertenaga . Istilah ini pertama kali digunakan oleh Inggris Mike Byrne pada tahun 1980 [ 1 ] dan dipopulerkan di Perancis sekitar tahun 1986 ketika La Mouette mulai beradaptasi listrik ke sayap paraglider kemudian baru . Pilot yang terbang tersebut terlibat dalam paramotoring , juga dikenal sebagai paralayang bertenaga . Mesin yang digunakan hampir secara eksklusif dua -stroke jenis pembakaran internal kecil , antara 80cc dan 350cc , yang membakar bensin campuran dan minyak . Mesin ini disukai untuk daya output tinggi dan ringan dan menggunakan sekitar 3,7 liter ( 1 US Gal . ) Bahan bakar per jam tergantung pada efisiensi paraglider , bobot motor ditambah pilot dan kondisi . Setidaknya salah satu produsen yang memproduksi model 4 -stroke . Elektrik unit bertenaga di cakrawala . Csaba Lemak menciptakan listrik PPG pertama , terbang pertama kali pada tanggal 13 Juni 2006. [ 2 ] [ 3 ] durasi penerbangan untuk listrik jauh lebih pendek . Wankel paramotors bermesin rotary juga tersedia , tapi jarang . Kontrol percontohan dorong melalui throttle genggam dan mengarahkan menggunakan rem paraglider yang matikan mirip dengan penerjun payung olahraga . Sayap paramotor telah berevolusi khusus untuk digunakan dengan kekuasaan, dibandingkan dengan gratis penerbangan ' paraglider ' sayap . Sayap seperti biasanya dirancang untuk kecepatan yang lebih tinggi , dan dapat menggabungkan " refleks " profil untuk membantu stabilitas di lapangan , ide yang diambil dari menggantung glider dari tahun 1980-an . The Parabatix Sky Racers merupakan ajang balap udara menggunakan paramotors ras tiang bulat di depan penonton . [ 4 ]



Terbang dengan kecepatan  rendah mengeliling pulau-pulau eksotis di Indonesia tentu sangat mengasyikkan. Apalagi jika terbang menggunakan paramotor. Paramotor adalah olahraga yang memadukan petualangan dan wisata. Tentunya dibutuhkan keberanian yang tinggi untuk menekuni olah raga ini. Di samping itu dibutuhkan skill untuk mengendalikan parasut serta mesin atau motor yang berfungsi sebagai alat bantu menjelajah.

Jika Anda mengenal paralayang, sederhananya adalah paramotor tidak jauh berbeda dengan paralayang hanya saja menggunakan motor atau mesin dan dilengkapi baling-baling. Bahkan menggunakan bahan bakar yaitu bensin yang dapat membuat durasi terbang bisa lebih lama dan tinggi. Jika Anda terbang selama satu jam misalnya, dan menggunakan mesin 125 cc, dibutuhkan bensin sebanyak 3 liter. Kemudian untuk take off pun tidak memerlukan tempat dari ketinggian ataupun landai. Hanya saja dibutuhkan tekanan angin yang cukup.

Paramotor memiliki komponen yang terdiri dari mesin dua tak, baling-baling, tempat duduk dan parasut serta ada beberapa kapasitas mulai dari 125 cc, 200 cc hingga 300 cc. Menghidupkan paramotor sama halnya seperti menyalakan sepeda motor dan kompresor, yaitu dengan starter atau engkol. Berat kosong mulai dari 25 hingga 30 kg. Setelah mesin dirangkai dengan komponen lainnya, paramotor yang sudah dinyalakan ditempel di punggung.
Teknisnya ketika Anda akan take off, harus menekan tuas (handle) gas yang ada di tangan. Tujuannya untuk memancing agar baling-baling bertambah cepat yang kemudian membantu mengembangkan parasut. Lalu setelah Anda berada di angkasa, putaran baling-baling berfungsi menentukan kecepatan. Layaknya seperti terjun parasut, tangan juga bertugas mengatur keseimbangan dan mengendalikan parasut. Tantangannya adalah ketika mesin mati, janganlah panik. Kendalikan parasut hingga menemukan tempat landing yang tepat.

Olahraga ini termasuk belum begitu dikenal masyarakat, masih bisa dikatakan sebagai hobi dan juga bagi traveller adalah bagian dari wisata. Hanya saja biaya yang harus dikeluarkan juga tidak murah. Pasalnya perlengkapannya masih impor. Kendati paramotor sudah masuk ke Indonesia sejak 1995, mahalnya perlengkapan yang membuat tidak berkembangnya olahraga dirgantara ini. "Olah raga ini sangat menantang sekaligus mengasyikkan. Ada sensasi tersendiri ketika kita terbang sangat rendah dan lambat, melihat aktivitas penduduk dari ketinggian," kata Anwar Surya Mataram, pecinta olahraga paramotor. 
Ingin tahu lebih jauh tentang pengalaman Anwar terbang bersama paramotornya? Berikut ini obrolan singkat MEN'S ISSUE dengan Anwar. 


Ceritakan awal mula bisa hobi dengan paramotor?

Mulainya terbang dengan para layang sejak tahun 1993. Pada tahun 1997 sebenarnya sudah mau pindah karena ada teman yang mengajak, tapi saya pikir masih enakan paralayang karena tidak ada kebisingan. Baru sejak tahun 2002 saya terjun ke paramotor. Karena para layang itu hanya bisa terbang di ketinggian seperti di gunung, kalau paramotor bisa dimainkan di lapangan atau di ruang terbuka, tanpa harus naik ke ketinggian.
Pada tahun 2006 saya mulai dengan paratracking karena bisa tandem. Pada waktu itu saya coba tandem lari, kalau tidak singkron dengan penumpang bisa kecelakaan terus. Saya tetap menjalani hobi ini karena tidak memerlukan lahan yang besar, kalu track gantole mesti butuh landasan yang besar, beda dengan paramotor yang hanya memerlukan sedikit lahan. Kemudian saya mencoba untuk membuat tour paramotor yang lebih banyak diminati orang asing


Biasanya dari negara mana saja yang ikut tour paramotor?

Biasanya dari negara Jerman, Prancis, Finlandia, Amerika, Kanada, Australia, Thailand, India, dan masih banyak lagi. Mereka ini sangat tertarik untuk terbang paramotor di sini. Kalau di Eropa itu sangat minim kemungkinannya untuk terbang di atas laut. Kalau di sini, misalkan saya mengadakan terbang dari Anyer ke Pelabuhan Bakauhuni, Lampung. Terbang di atas laut, pemikiran orang karena terbiasa memakai fery 2 sampai 3 jam kelihatannya jauh, padahal jaraknya dekat hanya 28 Km. Kemudian ada Pulau Sangiang di tengahnya, jadi yang di atas air sebenarnya hanya 10 Km. Menariknya lagi yaitu anak Krakatau, karena dihitung di peta yang 20 km dari pulau terdekat, jadi bila menyebrang dengan paramotor itu tidak ada masalah. Terbang dari Pulau Sibesi menuju Pulau Krakatau dan berhasil. 
Lalu saya membuat acara dengan menawarkan kepada orang asing untuk terbang di atas air. Jadi dari Anyer, Bakauheni, Kalianda lalu menginap  dan besoknya terbang dari Kalianda ke Krakatau dan baliknya menggunakan kapal laut karena pasti sudah lelah.


Berapa lama durasi efektif terbang menggunakan paramotor?

Terbang paramotor ini sebetulnya yang paling optimal itu 1,5 jam, maksimal 2 jam. Jadi kalau membuat acara ya terbang sekitar 3 – 4 jam dengan berhenti di tengah (istirahat). Biasanya saya beralasan untuk isi bensin walau sebenarnya terbang langsung 3 jam itu bisa. Hal itu dikarenakan kita terbang sendirian itu bosan, beda dengan berdua.


Pengalaman terbang yang paling menarik dan diingat?

Saya pernah mati mesin di udara. Kalu di darat bisa mendarat di mana saja seperti di sawah kering, tapi kalau di air itu sangat pusing. Saya itu bersahabat dengan si untung dan selamet, jadi saya masih untung dan selamet masih bisa sampai di pantai. Jadi kalau sudah mati mesin itu kita harus mencari akal untuk sampai ke darat dengan mengukur ketinggian kita.

Misal ada pembaca yang ingin mencoba bisa datang kemana?
Kontak ke kantor saya saja.


Pesan untuk para pembaca/ pemula yang ingin mencoba?

Saya sebenarnya ingin sekali olah raga atau wisata ini berkembang, jadi sebenarnya olah raga ini bisa untuk pria dan wanita, tua maupun muda, kalau yg muda saya belum ada contoh tapi kalau yang tua saya sendiri. Saya sudah 66 tahun masih merajalela. Jadi sebenarnya olah raga ini tidak menakutkan, kalau orang bilang takut ketinggian itu tidak masalah, karena kita take off dari bawah jadi perasaan kita itu ada kontak dengan yang di bawah, beda bila kita melihat ke bawah dari atas gedung. Hal ini tidak menakutkan tapi sangat mengasikkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar